BERHENTILAH MENGHUJAT – MULAILAH BEKERJA
Oleh: IPNURI FATAH, Disampaikan pada Kuliah subuh (12 Syawal 1427H/ 4 Nop 2006) di Masjid Asy_Syifa, Kab. Bogor
Assalamu’alaikum wr. wb.
Assalamu’alaikum wr. wb.
Duhai Zat Yang Maha Memuliakan, Duhai Zat Yang Maha Menghinakan, Duhai Zat Yang Maha Mendengar, Duhai Zat Yang Maha Melihat Hingga tak satupun makhluk yang terkecil dan tersembunyi lepas dari perhatiaannya, Duhai Zat Yang Maha Menetapkan Hukum, Karuniakanlah kepada kami dipagi ini dan hari-hari sisa umur kami ketenangan dalam melaksanakan ketaatan pada-MU.
Sebelum saya menyampaikan materi yang sudah saya persiapkan, saya ingin agar kita semua mempunyai persepsi yang sama terhadap keberadaan saya di tempat ini dan saat ini. saya bukanlah seorang yang mempunyai kelebihan Ilmu, kesalehan, kefahaman tentang agama, ketaatan, ketekunan beribadah, perhatian terhadap kemakmuran masjid dan lingkungan, itu tidak sebanding dengan bapak-bapak, saya hanya Al-Fakir yang sedang diberi kesempatan oleh Allah untuk belajar dan memperbaiki diri dalam melaksanakan penghambaan kepada Allah SWT. Saya hanyalah murid yang disuruh untuk memperlancar cara berbicara yang baik dalam rangka watwasaubil hak – watawa saubissobr. Hanyalah keikhlasan bapak-bapak yang saya harapkan sehingga program ini menjadi tepat guna dan tepat sasaran. Ini hanyalah sarana untuk kita belajar menjadi pembicara dan pendengar yang baik, dan ini bukanlah sarana diskusi atau perdebatan. Namun adalah kewajiban kita semua untuk memberikan perbaikan, koreksi, kritik dan saran apabila ada interpretasi yang disampaikan oleh para Da’i yang dianggap tidak sesuai dengan Al-Qur’an. Namun hal itu saya harap tidak to the point disampaikan dalam forum ini. Hal-hal tersebut dapat disampaikan melalui koordinator program ini yaitu Bp. Ridwan Saleh untuk kemudian kita lakukan perbaikan-perbaikan itu yang pada akhirnya kita semua mempunyai persepsi, interpretasi yang sama terhadap cara keberagamaan kita.
Kalau kemarin Ketua DKM sudah membuka dan memulai kegiatan ini dengan menyampaikan informasi tentang program-program Masjid baik yang telah dan akan dilaksanakan maupun harapan-harapannya akan kelangsungan beribadah bagi para jamaahnya, maka saya mewakili pengurus RW.09 ingin pula menjadikan kegiatan ini sebagai sarana komunikasi antara Pengurus RW, RT dan masyarakatnya. Dan yang menjadi harapan kami adalah menciptakan hubungan yang sinergi antara kita, menciptakan masyarakat yang peduli terhadap lingkungan sekitarnya, menciptakan masyarakat yang mudah memahami dan memaklumi serta mudah memaafkan orang lain yang mungkin tidak sesuai dengan selera pasar (kata ketua DKM).
RW dan RT juga manusia, punya hati, punya rasa, punya keluarga, punya tugas dan kewajiban di tempat kerjanya. Bukanlah suatu kewajaran atau kepatutan apabila kita atau warga menumpukan semua beban dan masalah lingkungan kepadanya, seperti sikap kita terhadap para pemimpin yang memang dipilih dan dibayar untuk tugasnya itu.
RT dan RW bukanlah satu-satunya orang yang bertanggungjawab apabila got didepan rumah kita mampet.
RT dan RW bukanlah satu-satunya orang yang bertanggungjawab apabila lingkungan kita tidak aman, banyak maling, narkoba beredar dengan mudah.
RT dan RW bukanlah satu-satunya orang yang bertanggungjawab apabila ada pertengkaran antar tetangga.
RT dan RW bukanlah satu-satunya orang yang bertanggungjawab apabila ada keluarga kumpul kebo bisa tinggal dengan leluasa di komplek ini. lha wong jaman sekarang semuanya bisa dipalsu, termasuk istri/suami.
RT dan RW adalah komikator/ jembatan untuk mempermudah hubungan antara masyarakat dengan pemerintah. Hanya itu tanggung jawab RW dan RT yang termuat dalam paraturan-peraturan yang ada Walaupun selain itu RW dan RT harus mampu menumbuhkan kesadaran membangun lingkungan, berbangsa dan bernegara kepada warganya.
Komplek ini adalah milik kita bersama, pegawai maupun non pegawai RSCM, penghuni tetap maupun pengontrak, aktivis masjid maupun yang sesekali datang ke Masjid, muslim maupun non muslim. Tua maupun muda, dan bahkan orang yang ingin selalu dianggap tua. Sehingga adalah tanggung jawab kita bersama untuk menyelesaikan segala permasalahan yang ada di komplek ini.
RW dan RT terpilih bukanlah orang yang serta-merta harus dapat berubah menjadi superman, ujug-ujug harus tahu mekanisme organisasi, administrasi maupun komunikasi. Bahkan ada yang merasa bahwa merupakan bencana bagi istri dan keluarganya apabila suami atau bapaknya menjadi RW dan RT.
Tidak seperti kyai atau ustad yang diangkat atau dipilih karena ilmu dan kesalehannya.
Kalau kebijakan RW maupun RT tidak sesuai dengan selera kita, ya jangan langsung digusur, dicuekin, ditinggalkan (dengan kata lain gampang mengundurkan diri) atau di bicarakan dimana-mana.
Semua RT dan RW kita itu muslim lho. Bukankah Muslim itu bersaudara, bahkan nabi bersabda “Muslim itu ibarat satu tubuh, apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit maka sakitlah semuanya”. Lalu bagi yang suka membicarakan kekurangan atau kelemahan RW dan RT, Allah telah menyindir dalam Al-Qur’an bahwa orang itu diibaratkan seperti orang yang suka memakan bangkai saudaranya sendiri.
Sebagai ummat Nabi Muhammad pastilah kita harus mentauladaninya. Nabi mengajarkan kepada kita bagaimana cara mengemukakan pendapat, bagaimana cara menyelesaikan perbedaan pendapat, dan sebagainya.
Ramadlan adalah bulan pembelajaran yang outputnya adalah agar kita menjadi orang yang bertakwa, berbudipekerti, berahlakulkarimah, mudah memahami, memaklumi, memaafkan sesama, tumbuhnya kepekaan dan bijak dalam menghadapi persoalan.
Marilah kita perbaiki cara beragama dan cara memahami agama kita, janganlah menganggap Ramadlan itu seperti sungai gangga yang dengan otomatis dapat melebur dosa kita.
Intinya saya ingin mengajak kita semua untuk lebih perduli terhadap lingkungan sekitar kita, karena membiarkan sesuatu yang tidak pantas itu sama saja dengan merusak. Ummat islam harus menjadi pelopor dalam segala bidang, Memakmurkan masjid adalah kewajiban kita, tapi ketertiban, keindahan, keamanan dan ketenteraman sekitar masjid adalah tanggung jawab kita pula.
Apa saja yang termasuk lingkungan sekitar masjid, yaitu halaman masjid itu sendiri dan lingkungan sekitar rumah pemakmur masjid.
Semoga ini menjadi bahan renungan bagi kita semua, baik yang hadir maupun yang mendengarkan di rumah.
Semoga pengurus-pengurus RT dan RW yang masih ada dan aktif diberikan kesabaran dan istikomah dan bagi yang sudah mengundurkan diri semoga menyadari bahwa itu bukanlah sikap yang bijak dalam menyelesaikan persoalan.
Semoga para ulama’ kita selalu diberikan kesehatan sehingga dapat membantu RT dan RW dalam memberikan solusi terbaik terhadap penyelesaian masalah warga.
Dan semoga kita termasuk golongan orang-orang yang sabar
Wassalamu’alaikum wr. wb
Komentar
Posting Komentar