Sabtu, 09 Desember 2017

MANAJEMEN PENGELOLAAN MASJID


Oleh:
Muhammad Taslim, M.Ag
Dosen STAIN Al Fatah Jayapura

Ketika  Rasulullah SAW. membangun masjid, baik untuk yang pertama di Quba’ maupun di Madinah,  tidak hanya dimaksudkan untuk sarana beribadah kepada Allah SWT. semata.   Lebih dari itu masjid juga digunakan sebagai sarana  mencerdaskan umat, sebagai sarana  berkomunikasi antara umat dan sekaligus sebagai pusat kegiatan umat secara positif dan produktif.  Kondisi ini  kemudian juga dilestarikan oleh para  penggantinya (khulafa’ al-Rasyidun).   Namun seiring dengan  berlalunya zaman, masjid  mulai  ditinggalkan umatnya, kecuali hanya untuk  beribadah semata.  Masjid hanya dijadikan tempat untuk melaksanakan  shalat, pengajian dan kegiatan-kegiatan ke”agama”an saja. Kondisi inilah yang dapat kita lihat saat ini, termsuk di Indonesia. Barang kali termasuk masjid-masjid besar tingkat kabupaten/kota,  walaupun harus diakui sudah ada upaya-upaya yang dilakukan oleh sebagaian umat Islam untuk menjadikan masjid tidak saja sebagai  sarana beribadah semata, tetapi juga  sebagai sarana kegiatan umat Islam yang lain, seperti kegiatan sosial, pendidikan, dan lainnya,  namun uapaya-upaya tersebut belum banyak dan maksimal.

Dalam rangka untuk melestarikan  dan mengembangkan masjid, kiranya  diperlukan pemikiran dan gagasan inovatif dan sekaligus kemauan semua pihak, terutama  para pengelolanya.

Mengelola masjid pada zaman sekarang ini memerlukan ilmu dan ketrampilan manajemen. Pengurus masjid (takmir) harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan zaman.

Di bawah sistem pengelolaan masjid yang tradisional, umat Islam akan sangat sulit berkembang. Bukannya tambah maju, mereka malahan akan tercecer dan makin jauh tertinggal oleh perputaran zaman. Masjid niscaya akan berada pada posisi yang stagnan, yang pada akhirnya bisa ditinggal oleh jamaahnya.

Manajemen terdapat dalam setiap kegiatan manusia, baik di rumah, di kantor, di pabrik, di sekolah, tidak terkecuali di masjid. Kaitannya dengan pembinaan masjid yang dapat difungsikan secara maksimal, setidaknya ada 3 bidang pembinaan yang harus dilaksanakan:

Pembinaan bidang Idarah (manajemen)
Dengan luasnya fungsi masjid, maka pengelolaan masjid harus dilakukan dengan manajemen modern dan professional, jika masjid hanya dikelola secara tradisional maka masjid tidak akan mengalami kemajuan dan pada gilirannya akan tertinggal. Untuk itu perlu adanya manajemen masjid atau Idarah dengan meningkatkan kualitas dalam pengorganisasian kepengurusan masjid dan pengadministrasian yang rapi, transparan, mendorong partisipasi jamaah sehingga tidak terjadi penyalahgunaan wewenang di dalam kepengurusan masjid.

Idarah masjid disebut juga manajemen masjid, pada garis besarnya dibagi menjadi 2 bidang:

Idarah binail maadiy (physical management)
Idarah binail maadiy adalah manajemen secara fisik yang meliputi: kepengurusan, pengaturan pembangunan masjid, penjagaan kehormatan, kebersihan, ketertiban dan keindahan masjid, pemeliharaan tata tertib dan keamanan masjid, penataan keuangan masjid, dan sebagainya.

Idarah binail ruhiy (functional management)
Idarah binail ruhiy adalah pengaturan tentang pelaksanaan fungsi masjid sebagai wadah pembinaan umat, sebagai pusat pembangunan umat dan kebudayaan Islam seperti dicontohkan oleh Rasulullah saw. Idarah binail ruhiy meliputi ini meliputi pengentasan bid`ah dan pendidikan aqidah Islamiyah, pembinaan akhlakul karimah, penerangan ajaran Islam secara teratur menyangkut:
  1. Pembinaan ukhuwah islamiyah dan persatuan umat;
  2. Melahirkan fikrul islamiyah dan kebudayaan Islam; dan
  3. Mempertinggi mutu ke-Islaman dalam diri pribadi dan masyarakat.
  4. Tujuan Idarah Binail Ruhiy adalah:
  5. Pembinaan pribadi muslim menjadi umat yang benar-benar mukmin.
  6. Pembinaan manusia mukmin yang cinta ilmu pengetahuan dan teknologi.
  7. Pembinaan muslimah masjid menjadi mar’atun shalihatun.
  8. Pembinaan remaja atau pemuda masjid menjadi mukmin yang selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT
  9. Membina umat yang giat bekerja, tekun, rajin dan disiplin yang memiliki sifat sabar, syukur, jihad dan takwa.
  10. Membangun masyarakat yang memiliki sifat kasih sayang, masyarakat marhamah, masyarakat bertaqwa dan masyarakat yang memupuk rasa persamaan.
  11. Membangun masyarakat yang tahu dan melaksanakan kewajiban sebagaimana mestinya, masyarakat yang bersedia mengorbankan tenaga dan pikiran untuk membangun kehidupan yang diridhai Allah SWT.
  12. Untuk keberhasilan maksimal dari idarah binail maadiy dan idarah binai ruhiy tersebut, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

Management Kepengurusan
Guna menata lembaga ke-masjid-an harus diselenggarakan Musyawarah Jama’ah yang dihadiri umat Islam anggota jama’ah Masjid. Musyawarah tersebut dilaksanakan terutama untuk merencanakan Program Kerja dan memilih Pengurusan Ta’mir Masjid. Seluruh jama’ah bertanggungjawab atas suksesnya acara ini. Program Kerja disusun berdasarkan keinginan dan kebutuhan jama’ah yang disesuaikan dengan kondisi aktual dan perkiraan masa akan datang. Bagan dan Struktur Organisasi disesuaikan dengan pembidangan kerja dan Program Kerja yang telah disusun. Hal ini dimaksudkan agar nantinya organisasi Ta’mir Masjid dapat berjalan secara efektif dan efisisen dalam mencapai tujuan.

Dalam management kepengurusan, beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:
  1. Memilih dan menyusun Pengurus.
  2. Penjabaran Program Kerja.
  3. Rapat dan notulen.
  4. Kepanitiaan.
  5. Rencana Kerja dan Anggaran Pengelolaan (RKAP) tahunan.
  6. Laporan Pertanggungjawaban Pengurus.
  7. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
  8. Pedoman-pedoman organisasi dan implementasinya.
  9. Yayasan Masjid. 

Management Kesekretariatan
Sekretariat adalah ruangan atau gedung dimana aktivitas Pengurus direncanakan dan dikendalikan. Tempat ini merupakan kantor yang representatif bagi Pengurus. Sekretaris bertanggungjawab dalam menjaga kebersihan, keindahan dan kerapian sekretariat serta memberikan laporan aktivitas kesekretariatan. Disamping itu Pengurus, khususnya Sekretaris, juga berfungsi sebagai humas atau public relation bagi Masjid. Terkait dengan kesekretariatan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain :
  1. Surat menyurat dan agendanya.
  2. Administrasi jama’ah.
  3. Fasilitas pendukung, seperti: komputer desktop, notebook, LCD projector, screen, printer, scanner, wireless sound system, megaphone, dan lain sebagainya.
  4. Fasilitas furniture, seperti: meja dan kursi tamu, almari arsip, meja kerja dan lain sebaginya.
  5. Lembar informasi, leaflet dan booklet.
  6. Papan pengumuman.
  7. Papan kepengurusan.
  8. Papan aktivitas.
  9. Papan keuangan.
  10. Karyawan Masjid.

Management Keuangan
Administrasi keuangan adalah sistim administrasi yang mengatur keuangan organisasi. Uang yang masuk dan keluar harus tercatat dengan rapi dan dilaporkan secara periodik. Demikian pula prosedur pemasukan dan pengeluaran dana harus ditata dan dilaksanakan dengan baik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:
  1. Penganggaran.
  2. Pembayaran jasa.
  3. Laporan keuangan.
  4. Dana dan Bank.

Management Dana Dan Usaha
Untuk menunjang aktivitas Ta’mir Masjid, Bidang Dana dan Usaha berusaha mencari dana secara terencana, sistimatis dan terus menerus (continue) dari beberapa sumber yang memungkinkan, di antaranya adalah:
  1. Dana pemerintah.
  2. Donatur tetap.
  3. Donatur bebas.
  4. Kotak amal dan kaleng jum’at.
  5. Jasa, dan
  6. Ekonomi.

Management Pembinaan Jama’ah
Salah satu kelemahan umat Islam adalah kurang terorganisir jama’ah Masjid-nya. Keadaan ini menyebabkan jama’ah kurang dapat memperoleh layanan yang semestinya dan sebaliknya dukungan merekapun menjadi kurang optimal. Kondisi ini sangat mendesak (urgent) untuk diperbaiki. Setelah Administrasi Jama’ah tertata dengan baik, maka dilanjutkan dengan upaya-upaya pembinaan di antaranya adalah:
  1. Shalat berjama’ah.
  2. Pengajian rutin dan pengajian akbar.
  3. Majelis Ta’lim Ibu-Ibu.
  4. Pengajian remaja.
  5. Tadarus dan bimbingan membaca Al Qur`an.
  6. Lembar Informasi.
  7. Ceramah, dialog dan seminar.
  8. Kunjungan (ziarah).

Management Pendidikan dan Pelatihan
Pelayanan pendidikan dan pelatihan bagi jama’ah dapat dilakukan melalui sarana formal dan non formal. Pendidikan formal TK, SD, SLTP dan SLTA dapat dikelola oleh yayasan Masjid. Mengingat sekarang sudah banyak lembaga Islam yang menangani, maka keberadaan lembaga formal tersebut tidaklah sangat mendesak. Kecuali bilamana di tempat tersebut tidak ada, barangkali keberadaannya perlu untuk direalisasikan. Sebaiknya Pengurus Ta’mir Masjid berkonsentrasi dahulu dalam pengadaan lembaga-lembaga atau kegiatan pendidikan dan pelatihan non formal, antara lain:
  1. Perpustakaan Masjid.
  2. Taman Pendidikan Al Quraan (TPA).
  3. Up Grading Kepengurusan.
  4. Pelatihan Kepemimpinan.
  5. Pelatihan Jurnalistik.
  6. Pelatihan Mengurus Jenazah.
  7. Kursus Kader Da’wah.
  8. Kursus bahasa.
  9. Kursus pelajaran sekolah.

Pembinaan Bidang Imarah (Memakmurkan Masjid)
Memakmurkan masjid menjadi kewajiban setiap muslim yang mengharapkan untuk memperoleh bimbingan dan petunjuk Allah SWT. Sesuai dengan firman Allah surat At Taubah ayat 18:

“Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan tidak takut kepada siapapun selain kepada Allah maka merekalah orang-orang yang mendapat petunjuk”.

Manakala idarah binail madiy dan idarah binail ruhiy berjalan secara maksimal, maka insya Allah masjid akan makmur dengan sendirinya. Makmur dalam artian, bahwa ia dapat berfungsi sebagaimana mestinya, yaitu meliputi fungsi sebagai sarana atau tempat beribadah, sarana atau tempat pembinaan dan pencerahan ummat baik bidang pemahaman keberagamaan, pengetahuan umum, dan ekonomi ummat.

Di samping hal yang dikemukakan pada poin di atas, perlu juga diadakan hal-hal berikut :

Management Kesejahteraan Umat
Apabila di suatu daerah belum ada Badan Amil Zakat (BAZ) atau Lembaga Amil Zakat (LAZ), Ta’mir Masjid dapat menerima dan menyalurkan zakat, infaq dan shadaqah dari para muzakki atau dermawan kepada para mustahiq atau dlu’afa. Dalam hal ini, Pengurus bertindak selaku ‘amil zakat. Kegiatan pengumpulan dan penyaluran zakat, infaq dan shadaqah biasanya semarak di bulan Ramadlan, namun tidak menutup kemungkinan di bulan-bulan lain, khususnya untuk infaq dan shadaqah.

Kegiatan tersebut harus dilaksanakan secara transparan dan dilaporkan kepada para muzakki atau dermawan penyumbangnya serta diumumkan kepada jama’ah. Hal ini untuk menghindari fitnah atau rumor yang berkembang di masyarakat adanya penyelewengan dana zakat, infaq dan shadaqah oleh Pengurus.

Beberapa kegiatan lain yang dapat diselenggarakan untuk meningkatkan kesejahteraan umat adalah:
  1. Sumbangan ekonomi.
  2. Bimbingan dan penyuluhan.
  3. Ukhuwah islamiyah.
  4. Bakti sosial.
  5. Rekreasi.

Management Pembinaan Remaja Masjid
Remaja Masjid beranggotakan para remaja muslim, biasanya berumur sekitar 15-25 tahun. Kegiatannya berorientasi keislaman, keremajaan, kemasjidan, keterampilan dan keorganisasian. Memiliki kepengurusan sendiri yang lengkap menyerupai Ta’mir Masjid dan berlangsung dengan periodisasi tertentu. Organisasi ini harus dilengkapi konstitusi organisasi, seperti misalnya Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Pedoman Kepengurusan, Pedoman Kesekretariatan, Pedoman Pengelolaan Keuangan dan lain sebagainya. Konstitusi organisasi diperlukan sebagai aturan main berorganisasi dan untuk memberi arahan kegiatan.

Pengurus Ta’mir Masjid Bidang Pembinaan Remaja Masjid berkewajiban untuk membina dan mengarahkan mereka dalam berkegiatan. Namun pembinaan yang dilakukan tidak menghambat mereka untuk mengekspresikan kemauan dan kemampuan mereka dalam berorganisasi secara wajar dan bebas bertanggungjawab. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam upaya-upaya pembinaan Remaja Masjid antara lain:
  1. Kepengurusan.
  2. Musyawarah Anggota.
  3. Kegiatan.
  4. Bimbingan.
  5. Kepanitiaan.

Pembinaan Bidang Riayah (Pemeliharaan Masjid)
Dengan adanya pembinaan bidang riayah, masjid akan tampak bersih, indah dan mulia sehingga dapat memberikan daya tarik rasa nyaman dan menyenangkan bagi siapa saja yang memandang, memasuki dan beribadah didalamnya. Sebagaimana yang diisyaratkan Allah dalam Al-Qur’an surat Al Imran ayat 97:

“……barang siapa memasuki baitullah menjadi amanlah dia…”.

Bangunan, sarana pendukung dan perlengkapan Masjid harus dirawat agar dapat digunakan sebaik-baiknya serta tahan lama. Seiring dengan bertambahnya usia bangunan maka kerusakan akan timbul bahkan bagian tertentu dapat mengalami disfungsi atau kerusakan, seperti misalnya pintu, jendela, atap, dinding atau yang lainnya. Disamping itu kebutuhan jama’ah akan Masjid yang lebih luas agar dapat menampung jama’ah shalat yang lebih banyak juga semakin dirasakan. Tidak ketinggalan pula sarana-sarana pendukungnya seperti Perpustakaan, Sarana pendidikan formal, TPA, sarana ekonomi ataupun poliklinik keberadaannya semakin terasa diperlukan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain :
  1. Renovasi dan pengembangan bangunan Masjid.
  2. Kebersihan dan kesehatan.
  3. Pengaturan ruangan dan perlengkapan.
  4. Inventarisasi.
Semoga bermanfaat “TERIMA KASIH”


Dicopy dan diperbanyak, oleh:

RW.09 PERUMAHAN PEGAWAI RSCM

Jumat, 08 Desember 2017

FUNGSI MASJID TIDAK SEBATAS URUSAN IBADAH RITUAL

ipnuri.blogspot.com - (8/12/17) Sudah menjadi ajaran Islam bahwa mengatur urusan masyarakat dan negara , termasuk urusan lingkungan sampai ketingkat RT RW pun melalui masjid, dan itu hak dari kaum muslimin. Kristen saja mengisi kampanye politiknya di dalam gereja,, itu urusan agama masing-masing yang perlu dihormati.

Terkait kepemimpinan di lingkungan, umat Islam harus bersatu padu, mempererat ukhuwah Islamiyah, bersinergi menggalang kekuatan untuk kelancaran pembangunan, kemajuan lingkungan hingga keamanan dan kenyamanan seluruh warga.

Ketua RW dan Ketua RT sebagai eksekutif , Anggota BPD dan Musyawarh Warga sebagai legislatifnya harus berjuang bersama-sama membangun lingkungan. Bila terjadi perselisihan diantaranya maka peran Masjid (DKM) dapat menjadi penyeimbang, memberikan solusi dan laternatif agar ukhuwah tetap terjaga dan pembangunan dapat terus berjalan. Tentu harapan kita lainnya dari fungsi Masjid adalah dapat mengelola perbedaan dan perselihan pendapat dalam masyarakat agar tidak sampai masuk rana pelanggaran hukum.(Noer69)


Kamis, 07 Desember 2017

REDEVINISI TOKOH AGAMA

ipnuri.blogspot.co.id (7/12/2017) - Apa yang terjadi di Lingkungan Perumahan Pegawai RSCM akhir-akhir ini, kisruh tentang kepengurusan Masjid sejatinya diakui atau tidak merupakan kegagalan dari peran tokoh-tokoh agama. Para tokoh agama tanpa disadari telah mengkotak-kotakkan dirinya sendiri dalam perannya di tengah-tengah masyarakat. Imbasnya sangat jelas, masyarakat juga ikut nggerombol  berkelompok  dan mengikuti tokoh agama yang dianggap berada dijalur kelompoknya. Hal ini sejatinya kurang sehat karena seharusnya sebagai warga masyarakat kita bisa bersatu padu, guyub rukun, saling bergotong royong tanpa melihat perbedaan yang ada. Tapi apa daya, para tokoh agama sudah masuk dan menceburkan dirinya dan malah ada yang menjadi garis pemisah dengan anggota masyarakat yang lain.

Padahal sebenarnya peran dan fungsi tokoh agama sangat mulia. Ia bisa menjadi panutan bagi semua masyarakat. Ia bisa menjadi tempat bertanya bagi masyarakat yang memang membutuhkan pertanyaan. Ini berarti sang tokoh agama harus berperan sebagai pengayom bagi semua, menjadi lampu penerang bagi kondisi sekitarnya tanpa terkecuali, menjadi penunjuk jalan bagi semua masyarakat tatkala banyak persimpangan jalan di depannya. Sungguh sangat mulia sekali.

Sayangnya peran dan fungsi tokoh masyarakat yang begitu mulia tidak akan kita temukan dalam waktu saat ini di Lingkungan ini, mengingat kehadiran tokoh-tokoh agama muda yang mulai muncul justru ikut terjebak dalam pengkotakan tadi. Alih-alih menjadi pengayom, menjadi tempat bertanya, menjadi penunjuk jalan bagi semua lapisan masyarakat, mereka justru akan bisa menafikan peran-peran mulia itu, mereka justru satu sisi akan ‘menjerumuskan’ masyarakat manakala ada kegamangan pada masyarakat tersebut.

Sejatinya saya berharap agar hadir tokoh agama di lingkungan kita yang benar-benar menjadi pengayom bagi semua lapisan masyarakat. Saya yakin bahwa beliau-beliau itu tahu fungsi dan kedudukannya, dan saya punya angan-angan agar benar-benar muncul figur tokoh agama semacam itu.


Kita semua saudara, guyub rukun, saling menghormati dan menghargai itu jauh lebih baik dan mulia ketimbang bermusuhan, saling curiga, saling berprasangka buruk dan apalagi saling ghibah. (Noer69)

Rabu, 06 Desember 2017

PEMIMPIN HARUS BERANI MENGAMBIL RESIKO

CATATAN KECIL DARI OBROLAN SANTAI DAN KUTIPAN DARI TULISAN ORANG-ORANG BIJAK
ipnuri.blogspot.co.id (7/12/2017) “Terkadang hidup ini harus siap berputar mengikuti roda, kadang di atas, di samping, dan di bawah. Dan kita harus siap dengan setiap posisi itu. Kita tidak bisa terlalu antisipatif atas hal itu. Jika kita terlalu hati-hati akan membuat hidup kita justru menjadi terbalik”, itulah sepenggal percakapan antara aku dengan istriku di meja makan sambil ditemani kopi pahit dan roti goreng.

Sedikit percakapan itu benar-benar mengubah arah pola pikir saya dari sebelumnya sampai saya berusaha untuk membagikannya melalui tulisan ini. Hidup ini pada saat-saat tertentu benar-benar membutuhkan sebuah ketegasan. Ketegasan merupakan sebuah wujud karakter yang prinsipil dan idealistis bagi seseorang. Ombang-ambing kehidupan, masalah lingkungan yang dating bertubi-tubi tidak akan menggerakkan hati seseorang yang tegas. Hidupnya tidak akan mudah terbawa arus yang tidak menentu.

Pemimpin
Berkali-kali saya memasuki sebuah organisasi dan disitu saya menemui beberapa cerita sang pemimpin bahwa untuk bersikap tegas itu sangat sulit. Inilah sebuah realita yang sering membawa sebuah organisasi pada jurang kehancuran. Tanpa ketegasan, peraturan yang dibuat menjadi sesuatu yang harus dilanggar. Sedangkan setiap personal yang ada dalam organisasi menjadi kerja tanpa kontrol dan memiliki tanggung jawab yang rendah. Kalau sudah terjadi seperti itu, tinggal dalam hitungan jari saja semua akan hancur. Tidak akan ada hak otoritas seorang pemimpin, karena semua menjadi sama. Wibawa seorang pemimpin menjadi lenyap seketika.

Karena sejatinya setiap manusia memiliki sisi buruk yang dapat diibaratkan sebagai sebuah garis yang sedikit bengkok atau kurang lurus, dan untuk meluruskannya dibutuhkan sebuah ketegasan dari seorang pemimpin yang didukung dengan aturan yang telah dibuat dengan kesepakatan bersama. Tidak mungkin garis itu dibiarkan semakin hari semakin membengkok padahal kita akan membentuk sebuah gambar yang sama. Jika ia tidak diluruskan tidak akan terwujud sebuah gambar yang konkrit. Begitu pula dengan sebuah organisasi, jika ia dibiarkan lambat laun akan mempengaruhi kinerja yang lain sehingga keutuhan harapan akan rusak. Jalan keluarnya adalah jika tidak dihapus dan diganti dengan yang baru ya personal tersebut harus diperbaiki.

Ketegasan seorang pemimpin tidak akan hanya mempengaruhi organisasinya saja, namun juga akan memacu kebusukan pemimpin yang lain. Bagaimana tidak? Sikap mudah terombang-ambing dengan keadaan membuatnya dari yang bersikap baik menjadi buruk, yang awalnya jujur menjadi hancur, dan yang awalnya beradap menjadi tanpa adap. Jika sudah mucul signal-signal ketidaktegasan, maka hanya dengan hembusan udara dari mulut saja orang tersebut telah menyerahkan persepsi baik atas dirinya yang telah dibangun sepanjang hayat. Hal ini dapat kita amati pada fenomena-fenomena pemimpin yang ada disekitar kita. Memang kepemimpinan yang tegas menjadi sebuah kerinduan bagi setiap organisasi untuk dapat berkembang dan membawa hawa baik bagi pribadi anggota dan rekan kerjanya.

Jiwa-jiwa yang tegas juga berarti siap menerima konsekuensi atau embel-embel sesuatu yang tidak diinginkan terjadi. Berani mengambil keputusan yang pasti berarti telah mempertarungkan segala kemungkinan yang akan terjadi nantinya. Mereka telah bersiap merencanakan sesuatu yang tinggi, namun juga telah bersiap ketika mereka harus dibuang sampai ke dasar tanah. Inilah puncak-puncak kesuksesan sebuah organisasi jika setiap personalnya mampu berfikir demikian. Bukan setengah-setengah, tapi tekad bulat menjadi modal utama dalam melangkah pasti.

Kehidupan
Kehidupan ini menawarkan banyak sekali pilihan. Pilihan-pilihan yang pastinya memiliki konsekuensi, mulai dari yang ringan sampai dengan yang berat. Jika seseorang memilih pilihan dengan konsekuensi yang ringan maka puncak keberhasilan yang membumbung tinggipun sulit untuk didapatkan. Karena sesungguhnya dibalik konsekuensi yang berat terdapat manisnya kehidupan.

Orang yang tegas tidak akan takut mengambil konsekuensi yang berat. Hidupnya optimis dan tidak mudah rapuh. Kalaupun ia harus jatuh dalam lubang yang sedalam-dalamnya maka ia akan mengatakan “ini sudah menjadi konsekuensi atas keputusan saya”. Hidup ini butuh satu pilihan, tidak bisa semua pilihan kita rauk. Butuh pemikiran yang fokus pada satu pilihan. Ibarat air yang mengalir dalam satu pipa dan dipasang satu kran air, maka air yang keluar darinya akan lebih deras dari pada satu pipa yang dicabangkan dalam banyak kran. Begitu juga dengan pilihan-pilihan yang ada dalam kehidupan ini, jika kita takut dan terlalu hati-hati dalam memilih maka alhasil apa yang kita lakukan akan setengah-setengah. Perilaku yang setengah-setengah akan membuahkan hasil yang biasa-biasa saja. Bahkan ketika kita terlalu hati-hati dalam mengambil sebuah keputusan yang penuh dengan konsekuensi akibatnya justru kejadian yang tidak diinginkan terjadi pada diri kita.


Ya, itulah kehidupan. Siapa yang tegas dan berani mengambil konsekuensi tinggi serta melaksanakannya dengan tekad bulat maka hidupnya akan membumbung tinggi. “Sedia payung sebelum hujan” itu penting, namun dalam segala sisi kehidupan ini tidak akan pernah lepas dari konsekuensi. Jadi, hati-hati itu penting namun bukan berarti takut dan setengah-setengah dalam mengambil keputusan. Orang yang mampu membuat hidupnya membumbung tinggi adalah orang yang tegas dan berani menerima konsekuensi terburuk dalam hidupnya. Ketegasan dan siap menerima segala konsekuensi atas setiap keputusan pada diri individu akan melahirkan pribadi-pribadi yang penuh kebermanfaatan bagi segala aspek kehidupan. (Noer69)

Selasa, 05 Desember 2017

POLISI TIDUR CERMIN BESAR BUDAYA MASYARAKAT

ipunuri.blogspot.com - (5/12/17) Mencegah pengemudi kendaraan yang ugal-ugalan bukanlah perkara yang mudah bagi petugas lalu lintas. Berbagai peraturan dan tanda peringatan yang banyak terpasang di sisi jalan sering kali diabaikan begitu saja oleh para pengendara. Bahkan kita harus berkorban mengurangi kenyamanan kita dengan membangun polisi tidur di jalan yang sdh kita bangun dengan biaya besar.

Polisi Tidur, memang masalah kecil, tapi menurut saya, justru itu cerminan besar Mental kita. Bayangkan, kita merusak keindahan jalan, dengan dalih keselamatan.

Lucu memang ???. dengan bermaksud cegah orang ngebut, bahkan agar tidak terjadi kecelakaan tapi saya membuat polisi tidur yang jelas merusak jalanan. Jalan yang semula dibuat licin dengan biaya mahal, harus saya rusak sendiri dengan membuat polisi tidur.

Saya jadi ingat, waktu pelihara bebek, terpaksa bikin pagar untuk mencegah bebek-bebek saya bermain ke halaman tetangga. Jelas saja, bebek kan gak bisa dibilangin atau dicegah dengan diberi tulisan ???

Saya bahkan pernah mendapati, ada satu lingkungan rumah, yang jarak antara satu polisi tidur dengan polisi tidur lainnya cuma berkisar 3-5 meter saja, dan panjang jalan itu sekitar 400m Begitu sampai di ujung jalan, langsung mules perut saya. Miris gak sih ???

Tata Tertib sudah dibuat, himbauan agar warga tidak ngebut sudah sering, malah kadang saat kami tegur, kami diledek oleh anak-anak tanggung yang merasa tidak nyaman kami tegur. Polisi tidur sudah banyak kami buat, anggaran membuat polisi tidur tidak kurang dari 6 juta waktu itu. Tapi pengendara masih juga ngebut.

Kita harus membangun mental masyarakat yang toleransi, saling melindungi, dan tentu saja Sadar Hukum. Bayangkan ... Betapa eloknya kalau setiap pengemudi motor/ mobil, betul-betul punya kesadaran, sehingga tidak ngebut ketika melintasi jalanan di lingkungan rumah (Bukan karena adanya Polisi Tidur).

Presiden Jokowi mencanangkan Revolusi Mental. Apa maksudnya ?. Bagi saya pribadi, itu soal perilaku, yaitu Tidak Merugikan pihak lain, Jujur, Menghargai Waktu, Giat Bekerja, Saling Tolong/ Gotong Royong. Karena itulah Watak Asli Bangsa Indonesia.

Mengharap kepada RW saja untuk berbuat itu sangatlah tidak elok (tidak bijaksana). Di dalam membangun lingkungan partisipasi warga harus ada. Sisa iuran warga yang hanya Rp.1,500,- perKK/perBulan atau Rp.481.500 perbulan sangatlah jauh dari kata cukup. Bahkan dengan kenaikan Iuran yang akhir bulan Oktober lalu kita putusnya, itu juga masih minim bila yang harus diperhatikan adalah seluruh lingkungan. Karenanya untuk membangun lingkungan selain kewajiban yang normative, sangat diperlukan perhatian lebih dari warga. (Noer69



SURAT TERBUKA

SURAT TERBUKA Assalamu'alaikum warohmatullohi wabarokatuh Sahabat yang dirahmati Allah. Semoga kita semua dalam keadaan seh...